![]() |
dokumen pribadi |
Belum
lama ini saya ketemu kawan yang sudah saya anggap sebagai teman sendiri. Dia
memiliki latar belakang keilmuan psikologi yang handal. Wajar bila saya
konsultasi dengan dia yang terkait dengan psikologi terutama psikologi perkembangan anak. Saya sangat membutuhkan advis dari dia.
Obrolan
ini saya buka dengan hasil pencapaian siswa
yang telah memenuhi target. Di awal semester/tahun pelajaran, saya telah
mencanangkan target rata-rata nilai siswa. Nilai ini saya bandingkan dengan
kelas parallel yang lain. Arahnya harus lebih baik dari tahun kemarin.
Peringkat kelas minimal naik satu strip.
Saya
pernah menulis di lapak ini tentang kondisi kelas yang saya maksud. Intinya,
saya bersama siswa dan orangtua berhasil meningkatkan prestasi belajar dengan
model yang lama. Sedikitpun saya tidak memakai ilmu maupun cara modern.
Dimasa
depan, setelah merengkuh keberhasilan dengan memakai cara tradisional, saya
berkeinganan agar siswa lebih dipacu
lagi prestasinya, dengan
memakai sistem yang modern, yang sesuai dengan temuan-temuan saat ini. Harapan
saya tidaklah berlebihan mengingat semakin hari kompetisinya semakin tajam.
Saat
impian saya lontarkan kepada rekan saya, dengan harapan saya bisa diskusi
dengan orang yang lebih ahli, tapi justru jawabannya agar saya tetap mempertahankan
dengan memakai cara lama. Menurutnya, model lama sudah terbukti berhasil,
selanjutnya tinggal meningkatkan frekuensinya, mengapa dengan cara baru yang
belum tentu terbukti? Malah justru yang nantinya akan dihadapi adalah berapa
kemungkinan teorinya error, berapa biaya yang terbuang, berapa waktu yang
dibutuhkan dengan kemungkinan tidak berhasil.
Dia
menambahkan, perlu juga penelitian yang melibatkan hanya beberapa anak saja.
Sehingga bila terjadi kesalahan tidak terlalu banyak makan korban.
Dari
obrolan kecil yang ditemani dengan ritual minum teh di angkringan, telah
membuka wawasanku, bahwa tidak semua yang modern bisa menjamin keberhasilan
meningkatkan prestasi belajar.
Posting Komentar untuk "Bila Cara Lama Terbukti Oke, Mengapa Mesti Pakai Cara yang Baru?"