![]() |
dokumen pribadi |
Minggu
kemarin, kami menerima segerombolan orang yang akan mengabdi dalam bentuk
Program Pengalaman Lapangan (PPL) dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mereka ber Sembilan belas plus dosen pembimbing
Ibu Widayati, M. Sc.
Ada
6 Jurusan yang diterjunkan di sekolah kami, dan mereka siap untuk melaksanakan
pelatihan mengajar selama 3 bulan, untuk kelas VII dan VIII. Sebab kelas IX
tidak diperkenankan sebagai ajang pelatihan mengajar.
Sebagai
basa-basi, Ibu Widayati menyampaikan ucapan terima kasih kepada sekolah, karena
telah menerima 19 orang mahasiswa. Berharapan agar Bapak-Ibu guru dapat
membimbing mahasiswa dalam berinteraksi dengan siswa.
Mereka
melaksanakan PPL, disamping memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa untuk menempuh
mata kuliah yang berbobot 4 sks, juga melaksanakan tugas Negara yaitu memenuhi
amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang
mensyaratkan agar guru mempunyai standar kompetensi Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Ada 4 macam kompetensi yang harus diraih : (1) kompetensi
kepribadian, (2) kompetensi pedagogik, (3) kompetensi professional dan (4)
kompetensi sosial.
Karena
PPL bersifat pelatihan, diharapakn mahasiswa sudah dapat menangkap rambu-rambu
dari keempat kompetensi tersebut, yang selanjutnya didalami dan dikembangkan
bila kelak bila menjadi guru. Karena waktu yang demikian singkat itu tidak
mungkin mahasiswa akan menyerap semua kompetensi.
Ada
catatan kecil yang biasanya saya perhatikan, bila ada sejumlah mahasiswa yang
melaksanakan PPL.
1. Dosen : say hello and good bye
Kebiasaan
permanen yang telah mendarah daging, seorang dosen pembimbing biasanya hanya
mengantar, menyerahkan dan menjemput lagi. Kalau sesekali beliau datang,
biasanya hanya bersifat administratif. Penilaian terhadap kinerja mahasiswa
dalam melaksanakan latihan mengajar, diserahkan sepenuhnya kepada guru yang
mengampu. Guru sendiri biasanya bingung, karena banyak sekali aspek yang harus
dinilai. Ada banyak poin penilaian yang tidak sejalan dengan program PPL.
Akhirnya penilain hanya bersifat kira-kira.
Di
akhir purna tugas, yang penting mahasiswa senang, dan berharap ada ehem….
bingkisan yang lumayan disaat meninggalkan sekolah. Kalimat “permohonan maaf”
mendominasi dalam upacara perpisahan.
2. Guru
tersenyum
Kedatangan
mahasiswa PPL merupakan berkah tersendiri bagu guru pengampu. Beban mengajar
diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa. Namun ada guru yang mengikuti dengan
seksama, tata cara mahasiswa mengajar. Selebihnya banyak guru yang pasrah
sepenuh jiwa dan raga. Guru bisa mengerjakan tugas lainnya (untuk tidak
mengatakan dapat bepergian).
Demikian
juga sekolah, khususnya Tata Usaha atau bidang lain. Pekerjaan rutin yang
sifatnya manual bisa diserahkan kepada mahasiswa. Memasukkan data, menata buku
di Perpustakaan, membersihkan alat-alat laboratorium atau pekerjaan rutin
lainnya.
Semuanya
senang. Guru senang, mahasiswa senang karena tidak didampingi
guru dikelas. Sekolah senang karena pekerjaan sebagian dapat
terselesaikan, perguruan tinggipun tersenyum karena program PPL berjalan.
Posting Komentar untuk "Mahasiswa dan Guru Senang. Sekolah Tersenyum"