![]() |
dokumen pribadi |
Sejak
nol tahun hingga menjelang pernikahan, peranan orangtua sangat dominan.
Disamping mencukupi kebutuhan pertumbuhan jasmani, orangtua juga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak. Orangtua akan selalu mendampingi
keinginan anak, memberi motivasi dalam mencapai citi-cita anak. Tak sedikit
ongkos yang harus dikeluarkan untuk membiayai segala keperluan anak.
Guru
yang sebenarnya adalah orangtua. Dia menjadi panutan, pendamping dan sekaligus
motivator bagi anak-anaknya. Orangtua menjadi tempat bertanya dalam segala hal kehidupan,
ia juga sebagai tempat bersandar
manakala anak-anak menemui kegalauan. Orangtua juga menjadi inspirator, terkait
dengan masa depan, Yang ada dalam benak seorang anak dalam merengkuh kehidupan,
orangtua menjadi salah satu referensi
utama.
Tidak
sedikit, orangtua yang memberi wejangan kepada kita tentang kehidupan kelak
dikemudian hari. Kita takzim mendengarkan tutur kata beliau. Untaian
kata-katanya seolah menjadi bara untuk mengobarkan semangat. Ia hanya
mengatakan “besok kalau sudah jadi orang, jadilah orang yang berguna bagi orang
lain” hanya itu saja. sederhana sekali. Namun maknanya sangat mendalam.
“Berguna bagi orang lain” ternyata dituntut
untuk memiliki pengetahuan yang luas serta ketrampilan yang mumpuni. Untuk
memberi kebutuhan papan bagi orang lain, dituntut menjadi seorang yang ahli
membuat bangunan rumah. Menghadapi krisis pangan yang terjadi di masyarakat, kita
diberi beban untuk mengembangkan rekayasa genetika pangan.
Karena
demikian sentralnya peran yang disandang oleh orangtua, maka tugas pendidik
yang utama adalah orangtua. Bila peran ini diganti oleh orang lain maka akan merusak
tatanan kehidupan sosial. Ada ketidakseimbangan antara kebutuhan psikologis
seseorang dengan kehidupan bermasyarakat. Cermin tatanan keluarga akan
memantulkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Membentuk
keluarga yang diidamkan menjadi dambaan manusia. Keluarga yang tenteram tidak
datang seketika, Perjalanan kehidupan tidak dengan jalan yang lurus. Godaan
yang ditemui datang silih berganti. Sangat disayangkan apabila nilai-nilai yang
telah dipahami dan dianut oleh keluarga akan ditukar dengan nilai-nilai yang
dibawa oleh orang lain, yang tidak memiliki sendi-sendi kemanusiaan. Semakin
tercerabutlah fungsi keluarga yang hakiki. Keharmonisan akan luntur, kesejukan
akan lebur.
Perkembangan
ilmu dan ketrampilan, tiap saat mengalami perubahan. Bahkan bisa jadi melampaui
batasan waktu. Perkembangan ini akan
sangat berpengaruh dalam budaya yang telah disepakati dalam masyarakat. Orang
dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan iptek.
Untuk mendapatkan
ketrampilan, seseorang harus belajar dengan orang lain yang lebih mumpuni dalam
bidangnya. Oleh karena itu, masyarakat kemudian membuat sebuah perkumpulan yang
bertujuan untuk menguasai dan mengembangkan ilmu dan ketrampilan. Dari segi
teknis semacam ini, orangtua dapat menyerahkan anak kepada orang lain, agar
supaya memiliki ilmu dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Posting Komentar untuk "Mau Pintar, Belajar dengan Orangtua"