![]() |
dokumen pribadi |
Tiga
hari setelah masuk pelajaran baru, sekolah libur lagi yaitu menjelang ramadhan
1433 H. Pada bulan ramadhan, pelajaran menghindari materi yang menguras tenaga.
Diusahakan, agar setiap materi pelajaran dihubungkan dengan keimanan dan
ketaqwaan. Jam pelajaranpun dikurangi hampir separo. Kegiatan evaluasi
ditiadakan. Praktis pada bulan ramadhan seakan hanya formalitas.
Setelah
lebaran berangsur surut dari aktifitas masyarakat, pelajaranpun telah berjalan
beberapa hari, kegiatan siswa akan segera dimulai terutama ekstra kurikuler dan
ko kurikuler. Penggunaan kelas dan ruang penunjang lain segera berlalu lalang
dan sedikit hingar binger.
Tahun
ini, dari bagian keagamaan bertekad agar siswa dapat membaca al qur’an dengan
benar sesuai tajwid. Hal pertama yang dilakukan adalah menyeleksi calon
pembimbing. Hal ini dilakukan karena
setelah dievaluasi, ada laporan dari guru agama terutama bidang al qur’an,
masih banyak ditemukan cara membaca al qur’an kurang benar.
Semua
guru dan karyawan wajib mengikuti seleksi. Nantinya akan ditemukan orang yang
benar-benar kompetensi dalam membimbing. Selama beberapa tahun yang lalu,
pembimbing hanya berdasarkan pada siapa yang mau dan hubungan kedekatan
(koncoisme). Berarti selama ini, hasil lulusan siswa dalam bidang membaca al
qur’an masih belum benar atau apa adanya.
Dengan
dibimbing langsung oleh kepala sekolah, seleksi berjalan seperti yang
diprediksikan. Masih banyak ditemukan calon pembimbing cara membaca al qur’an
belum benar. Namun dengan sikap terbuka, calon pembimbing mengakui kekurangan
dan berharap kepada sekolah agar dilakukan pelatihan khusus guru dan karyawan.
Dengan sabar, Kepala Sekolah, yang dulu mengenyam pendidikan di SGA (Sekolah
Guru Agama) dan sempat beberapa tahun mengenyam di pondok pesantren, satu demi
satu diluruskan cara membacanya.
Memang benar kata
pepatah “lebih baik terlambat dari pada salah terus”. Itulah yang kami alami.
Syaratnya cuma satu, mau mengakui dan tidak gengsi.
Posting Komentar untuk "Seleksi Bacaan Kitab Suci"