Menghindari Perselisihan

Jum'at Berkah

وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

Artinya: “Dan jika seseorang mengajak bertengkar atau mencela maka katakanlah, “ Sesungguhnya aku sedang berpuasa. (al Hadits)

Membanjirnya informasi lewat media sosial, menjadikan kita enggan menyaring berita yang benar. Satu sisi, kita beruntung dapat menikmati kehidupan yang boleh dikatakan tiap detik berubah. Modern memiliki masa yang amat pendek. Modern sekarang, belum tentu 10 detik berikutnya masih dikatakan modern. Pada bagian lain, kita juga cukup prihatin dengan arus derasnya berita bohong (hoak). Akibatnya, masyarakat merasa kesulitan menyaring berita yang bener-benar valid.

Karena setiap saat hampir menerima berita bohong, mengakibatkan manusia merasa jenuh. Efek lain dari kejenuhan adalah mudah tersinggung. Inilah bara yang sewaktu-waktu meledak menjadi benih perselisihan. Andai tidak diikuti dengan kejernihan hati, wawasan yang luas, serta budaya saling mengingatkan, maka gelombang amarah masyarakat tak akan terbendung. Perselisihan antar orang ataupun antar komunitas sewaktu-waktu dapat meledak.

Satu kata yang pasti adalah hindari perselisihan. Pertengkaran atau perselisihan dapat terjadi setiap saat, andai tidak dapat mengendalikan hati dan perkataan. Diperlukan kesadaran untuk menahan diri dari emosi yang dapat menjurus pada pertengkaran.

Hadits di atas adalah jawaban yang tepat. Ungkatan aku sedang berpuasa dimaknai ketidak sanggupan untuk berselisih dengan pihak lain. Sikap-sikap berikut sangat baik untuk membiasakan diri belajar menahan. Tidak membicarakan hal yang sensitif. Masyarakat yang semakin heterogen, maka akan timbul nilai-nilai baru. Maka, kalau tidak mengetahui permasalahan secara tepat, jangan berkomentar. Tahan diri, ikuti pembicaraan orang lain, jangan malu bertanya. Perkataan kita, boleh jadi tidak dimengerti orang lain, yang dapat dianggap pembicaraan yang sensitif. 

Belajar menghargai orang lain. Tidak ada manusia yang sempurna. Seyogyanya saling belajar, agar dapat memahami sisi kebaikan dan kejelekan orang. Jangan memotong pembicaraan orang lain. Pastikan pada waktu berkomunikasi dengan orang lain, jangan memotong perkataan. Karena terkadang, beberapa kesalah pahaman muncul karena memotong pembicaraan. 

Berbagi :