Perseteruan syaitan dengan manusia tercermin dalam surat al A’raf 11-18. Ayat ini tampak nyata pada kehidupan Nabi Adam as saat masih tinggal di surga. Aura di surgapun tidak menjamin seorang nabi resistan dari manisnya bujukan syaitan. Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut antara lain:
“(JalanMu yang lurus) adalah jalan
kebenaran dan langkah keselamatan. Sesungguhnya aku akan menyesatkan mereka
dari jalan tersebut agar mereka tidak beribadah dan tidak mentauhidkan Engkau
di-sebabkan Engkau sesatkan aku karenanya”.
Ahli tafsir dan para ulama memerinci bahwa syaitan dalam menghadapi
manusia melalui empat jurusan: depan, belakang, kiri dan kanan.
Dari depan, syaitan berbisik Aku
berikan keraguan kepada mereka tentang hari akhirat”.
- Dari belakang didengungkan “Aku gemarkan mereka dengan urusan dunia mereka”.
- Dari sisi kanan dibisiki “Aku samarkan kepada mereka urusan agama mereka”, dan
- Dari sisi kiri dihembuskan “Aku senangi mereka dengan berbagai maksiat”.
Manusia yang tahan uji terhadap bujukan, bukan berarti syaitan
menyerah. Mereka tetap akan menyesatkan manusia dengan segala cara. Bila
keempat rayuan di atas tidak makbul, dicarilah cara lain. Bahkan, tak segan
mereka minta bantuan kepada kerabat jin untuk menumbangkan manusia.
Digelarlah pasukan-pasukan yang loyal dari bangsa Jin dan Manusia
untuk melakukan intimidasi, provokasi, dan alat penjegal lainnya.
Menurut Syaikh Muhammad Shafwat Nuruddin, syaitan
mempersiapkan peleton dari dua posisi, yaitu Dzahirah (nyata) dan Khafiah
(tersembunyi). Termasuk dalam kelompok yang nyata ada dua macam yaitu
orang-orang kafir yang dzalim dan golongan pelaku maksiat, yaitu orang-orang
yang mengaku Islam, namun terbuai oleh kesenangan dunia. Aktivitas golongan ini
ada yang tampak jelas, namun ada pula yang tidak tampak. Yang kelihatan di
pelupuk mata dapat ketahui dengan cara yang mudah. Sebaliknya, bagi yang tidak
kelihatan, umat Islam merasa kesulitan untuk mengidentifikasi.
Rumpun yang tidak nyatapun dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu
kamu munafik dan orang-orang yang ikhlas tapi tidak memiliki landasan yang
kuat. Mereka, awalnya semangat dalam mendarma baktikan ajaran Rasulullah, tetapi semakin menipis kandungan iman
karena bisikan kaum kafir. Godaan keduniaan bertubi-tubi, dan tidak mampu
menepisnya.
Posting Komentar untuk "Diplomasi Syaitan"