Imam yang Adil

Jum'at Berkah

Beberapa saat setelah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi kahlifat, Hasan Bashri, seorang ulama yang cukup terpandang kala itu, menulis kepada sang khalifah.

“Ya, Amirul Mukminin, bahwasannya Allah menjadikan imam yang adil itu sebagai tempat berlindung orang yang teraniaya, memperbaiki yang rusak, menjadi kekuatan bagi yang lemah, dan tempat mengadu orang yang mendapat musibah”

“Ya, Amirul Mukminin, sungguh engkau laksana seorang penggembala yang mengarahkan hewan ternaknya menuju tanah yang subur. Menghindari tebing yang curam. Selalu menjaga agar terhindar dari Binatang yang buas. Dipelihara agar jangan sampai mati kelaparan, kedinginan yang mencekam atau kepanasan yang mendidih”

“Ya, Amirul Mukminin, Imam yang adil itu laksana ayah yang cinta pada anak-anaknya, di waktu diasuhnya, setelah besar dididiknya. Ketika ayah masih hidup, maka hartanya buat anak-anaknya. Ketika ayah meninggal, maka hartanya buat mereka”

“Amirul Mukminin itu ibarat seorang ibu yang mengasihi anaknya. Dikandungnya anak itu dengan serba kesakitan, dilahirkan anak itu dalam keadaan kesakitan pula. Saat kecil dibelainya, diasuhnya, pantang mata terpejam ketika menjaganya. Ketika anak sakit, dia dulu yang merasa kesakitan. Jika anaknya mengaduh kesakitan, hatinya risau. Sewaktu anak gembira, maka dia pula yang gembira terlebih dahulu”

“Imam yang adil, bagaikan pelindung anak yatim yang menerima wasiat dari ayah anak itu ketika akan meninggal. Imam yang adil, tempat menyimpan harta bagi si miskin, yang kecil diasuhnya dan yang besar dibelanya”.

“Imam yang adil itu, janganlah seperti budak yang dipercaya oleh penghulunya untuk menjaga harta bendanya dan kaum kerabatnya. Kepemilikan mereka dipermainkan sekehendak hati”.

“Betapapun hebatnya seorang Imam, bila telah dibongkar isi kubur, dikeluarkan isi dadanya, maka segalanya akan terkuak, terbuka segala rahasia. Tidak ada yang besar, dan tidak ada yang kecil. Semuanya sama, dan semuanya akan terbaca dari tulisan saat menjadi Imam”.

Bahan bacaan : Lembaga Budi karya Prof. Dr. Hamka.

Posting Komentar untuk "Imam yang Adil"