Jum'at Berkah
Kemudian, Allah mengirim
seekor burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia memperlihatkan kepadanya
(Qabil) bagaimana cara mengubur mayat saudaranya. (Qabil) berkata, “Celakalah
aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku
dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah dia termasuk orang-orang yang
menyesal (QS al-Ma’idah [5]:
30-31)
Peristiwa
pembunuhan pertama kali yang disebutkan dalam al Qur’an adalah Qabil membunuh
Habil. Nabi Adam as dan Hawa, memiliki anak kembar
sebanyak dua kali. Qabil kembar dengan Iqlima dan Habil dengan
Labuda. Mereka tumbuh sedari kecil yang lucu dan menggemaskan, sampai
beranjak dewasa dalam suasana damai dan tenteram. Mereka dididik langsung oleh
orang pilihan Allah, yaitu nabi Adam as.
Setelah
dewasa, mereka berkembang dan memiliki keinginan untuk membentuk keluarga.
Mereka juga ingin seperti ayah dan ibunya. Dengan bimbingan Allah, nabi Adam
diperintahkan untuk menjodohkan mereka dengan cara silang. Tidak diperkenankan menjodohkan
dengan kembarannya. Maka, terbentuklah ikatan perkawinan antara Qabil
berpasangan dengan Labuda, dan Habil dinikahkan dengan Iqlima.
Sebagaimana
manusia, mereka berempat juga diberi nafsu. Mereka memiliki sifat keinginan,
kebutuhan dan hasrat. Hati kecil Qabil tidak terima bila bersanding dengan
Labuna. Ia lebih menyukai Iqlima, yang dipandang lebih cantik dan lebih trampil.
Diapun melakukan protes terhadap ayahnya. Namun, jawab sang ayah tetap pada
ketentuan wahyu Allah.
Jawaban
tersebut ternyata lebih meluapkan hati yang sudah panas. Qabil berencana dengan
cara yang lain. Masuklah disebuah lorong, yang ternyata dalam saluran tersebut
telah menunggu setan. Mereka menyambut dengan suka cita dan senyum kemenangan,
setelah sekian purnama iman Qabil tidak goyah. Inilah saatnya mengendalikan
keinginan Qabil yang telah berlumuran nafsu keserakahan.
Dari
sekian banyak pilihan, menimbang data untung dan rugi, maka diambil sebuah keputusan
yang tepat yaitu menghilangkan nyawa Habil. Qabil merencanakan waktu dan tempat
eksekusi. Setelah Qabil membunuh Habil, hingga nyawa melayang, maka ada
perasaan kemenangan sesaat. Tahapan pertama terlaksana. Habil telah meregang
nyawa. Peluang untuk mendapatkan Iqima semakin besar.
Periode
berikutnya, muncul kebimbangan. Akan dikelola seperti apa jasadnya Habil.
Didiamkan ditempat itu sampai membusuk, ataukah dibawa disuatu tempat yang aman
dari penciuman manusia. Dalam programnya, Qabil dan temannya (setan), hanya
mampu mengkalkulasi sampai pembunuhan. Tidak ada dalam daftar rencana, setelah
pembunuhan. Sudah pasti Qabil merasa kebingungan.
Allah
yang Maha Pengasih, memberi solusi. Allah mengirim burung gagak untuk memberi
pelajaran kepada Qabil, bagaimana caranya mengurus orang yang meninggal.
Ternyata burung gagak memberi tutorial, dengan menguburkan ke tanah.
Posting Komentar untuk "Qabil Belajar pada Burung Gagak"