Jum'at Berkah
“Berlomba-lombalah kalian dengan amalan (yang baik) sebelum
datangnya potongan malam kelam, seorang laki-laki yang di pagi hari dalam
keadaan mukmin tetapi di sore harinya menjadi kafir dan yang di sore hari
mukmin tetapi di pagi harinya kafir, dia menjual agamanya dengan harga dunia
yang tidak seberapa nilainya.” (HR. Muslim 118).
Ada yang
mengibaratkan bahwa fitnah seperti memasukkan emas ke dalam tungku api untuk
mengetahui kadar keasliannya emas tersebut. Ada pula yang berpendapat bahwa
fitnah adalah ujian. Namun demikian, ulama sepekat bahwa fitnah digambarkan
pada hadits di atas. Karena Rasulullah sendiri telah memperingatkan agar kita
senantiasa berhati-hati dan siap siaga menghadapi fitnah.
Agar berhati-hati
dalam menghadapi orang atau sekelompok orang yang akan membuat fitnah, Allah
telah memperingatkan melalui ayat-ayat-Nya, antara lain yang pertama dalam
surat al Baqarah ayat 120, yang artinya Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan ridha hingga kalian mengikuti agama mereka. Fitnah ini akan
terus-menerus menguji kaum muslimin kapan saja dan di mana pun mereka berada.
Tujuan agar kaum muslimin menjauhkan dari al-Qur’a dan as-Sunnah, serta
menanamkan pemikiran-pemikiran dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam.
Tidaklah heran
jika sebagian kaum muslimin yang tidak berpijak di atas dasar yang kuat.
Isme-isme yang bermunculan dengan membawa misi kenikmatan hidup telah melanda
siapapun, bukan hanya kaum muslimin saja.
Kedua, Fitnah kebodohan dan kemaksiatan, sebagaimana sabda Rasulullah Sesungguhnya
mendekati datangnya hari kiamat benar-benar ada hari yang di dalamnya tumbuh
kebodohan, diangkatnya ilmu, dan banyaknya pembunuhan. (HR. Bukhari 7063).
Ketika ilmu telah diwakafkan kepada ulama, maka terasa benar manfaatnya bagi
kehidupan di dunia ini. Dengan berkurangnya ulama, maka akan bermunculan orang
yang menyatakan dirinya sebagai seorang ulama, tanpa disertai sikap tawadlu’
dan akhlak yang mulia. Maka yang terjadi timbulnya al haraj, [pembunuhan
fisik maupun pembunuhan karakter, fitnah, ikhtilat (perbuatan seperti bercumbu,
mesra-mesraan)]
Ketiga, diabaikannya amanah. Orang yang memiliki akal sehat tentu tidak
akan mengingkari pentingnya sebuah amanah. “Jika suatu perkara diserahkan
kepada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari 6496, 59).
Amanah yang paling utama bagi manusia adalah ketaatan kepada Allah, Pencipta,
Pemilik, Pemelihara dan Penguasa alam semesta dengan segenap isinya. Manusia
hadir ke muka bumi ini diserahkan untuk berperan sebagai khalifah yang wajib
membangun dan memelihara kehidupan di dunia ini berdasarkan aturan dan hukum
yang memberi Amanah.
Posting Komentar untuk "Fitnah"