Jum'at Berkah
“Pandang sesaat kerapkali mendatangkan melarat” (Umar
Bin Khattab)
Ada
dua sahabat yang sedang bercakap-cakap, sesaat setelah seorang gadis berjalan
didepan mereka.
“Cantikkah
perempuan tadi menurut pandanganmu, kawan”
“Cantik!”
“Maukah
engkau, bila menjadi milikmu”
“Tidak.
Sebab, kawin saja mudah. Berumah tangga yang sukar”.
Temannya
heran. Mengapa ada gadis secantik itu, tidak mau. Ia pun makin penasaran,
terhadap sahabatnya tersebut. Ia pun bertanya lagi.
“Sukakah
engkau berkenalan dengan dia?”
“Berkenalan
yang bagaimana maksudmu”
“Ya…
berkenalan sebagai layaknya manusia bertemu dengan kawan baru”
“Tergantung
perkenalannya. Kalau untuk ta’aruf, siap bersedia. Namun kalau hanya untuk
berbohong kepada diri dan dia, lebih baik tidak”
Kata
Rasulullah SAW, bidadari cukup satu, yaitu perempuan yang hendak engkau jadikan
istri saja. Dia dipersiapkan untuk menjadi teman hidup. Cantik, hanyalah
sekelebat pandangan. Kelak, bila telah di tangan, kita akan lupa kecantikannya,
sebagaimana dalam surat an Nur: 30-31.
Ayat
ini adalah kunci keselamatan masyarakat. Menjaga pandangan mata senantiasa
dalam kendali hati. Tidak sembarangan mengumbar mata. Laki-laki dan perempuan
adalah makhluk yang mulia. Tak boleh selapispun membedakan keduanya. Karena
mata sebagai pintu masuk ke lubuk hati.
Demikian
pula seorang perempuan tak diperkenankan untuk melebih-lebihkan perhiasan
ataupun raga yang dimilikinya. Karena seluruh anggota badan, bahkan suaranya
termasuk aurat. Antara yang memandang dan yang dipandang harus terpisah tabir.
Syekh Muhammad bin Salim as-Safarayani dalam kitab Ghazhaul
Albab mengatakan bahwa menjaga pandangan mata memiliki faedah, antara lain
: menjaga ketenangan hati. Orang yang dapat menjaga pandangan mata, akan mendatangkan
cahaya yang tampak dalam hati, wajah dan anggota tubuh lainnya. Dapat
mendatangkan firasat yang benar. Hati ibarat cermin yang memperlihatkan benda
apa adanya. Membuka pintu ilmu dan pengetahuan dan mudah memahaminya.
Posting Komentar untuk "Jaga Pandangan"