Orang sehat, segar bugar, akan abai terhadap kursi roda. Seakan kursi roda tak ubahnya seperti pesakitan. Orang akan selalu menghindar bila kursi roda menjadi kendaraannya. Karena memakai kursi roda, konotasinya adalah orang yang tidak mampu berjalan.
Kursi
roda muncul sejak zaman kuno. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kursi roda
sebagai alat bantu mobilitas, yang dipakai sejak 4000 SM, di daerah Basin
bagian timur Mediterania. Semula dikenal sebagai “furniture bergerak” yang
berfungsi untuk mobilitas. Di Yunani kuno, sekitar 530 SM, konsep kursi roda
diawali dengan ditemukannya tempat tidur berjalan untuk bayi.
Masa
pertengahan, Harry Jennings menciptakan kursi roda lipat yang pertama.
Satu langkah kedepan untuk tercipta. Disempurnakan generasi berikutnya. Bukan
saja oleh mereka yang berkecimpung dalam dunia medis. Namun, kursi roda
berkembang sesuai budaya yang menyertainya.
Kursi roda tidak hanya sekadar alat bantu mobilitas,
tetapi juga simbol kemandirian dan inklusivitas. Penemuan dan perkembangan
kursi roda telah memberikan kesempatan bagi banyak orang dengan disabilitas
untuk berpartisipasi lebih aktif dalam kehidupan sehari-hari.
Selain
unjuk kemandirian, fungsi lainnya adalah untuk memperluas jaringan. Kursi roda
sebagai alat transportasi dari noktah satu ke noktah lainnya. Sehingga pemakai
tidak terkungkung dalam satu lingkungan, tapi dapat menjangkau komunitas yang
lain.
Simbol
inklusivitas dan aksesbilitas. Keberadaannya
mendorong masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi semua
orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas.
Posting Komentar untuk "Kursi Roda"