Jum'at Berkah
Ada beberapa kata dalam al Qur’an yang artinya baik. Meskipun maknanya baik, namun masing-masing memiliki arti yang khas. Karena kata baik yang tercantum dalam ayat al Qur’an sangat bergantung pada sebab-sebab turunnya ayat, konteks dalam ayat tersebut, serta makna yang tertulis dan tersiratnya.
Secara
tertulis, kata-kata seperti al, khoir, al hasanah (ihsan), al birr, al
ma’ruf dan lain-lain mengandung arti baik. Namun setelah ditelusuri,
ternyata tidak sekedar baik. Misalnya al khoir dalam kalimat kuntum
khoirun al ummah (kamu adalah umat yang terbaik). Kata ini tercantum dalam
surat Ali Imran: 110.
Al
khoir, dengan berbagai bentuknya dalam al Qur’an disebutkan
sebanyak 186 kali. Secara umum al khoir dapat bermakna Iman, Islam dan
amal salih. Dapat pula diartikan harta yang banyak, kuda dan makanan. Salah
satu keistimewaan al Qur’an adalah, satu kata dapat dimaknai dengan beragam
makna sesuai dengan konteks dan susunan di dalam al Qur’an.
Surat
Ali Imran tersebut, diawali dengan kuntum (kamu), yaitu seluruh umat
Muhammad dari generasi ke generasi berikutnya. Allah memberi predikat kepada
umat Nabi Muhammad sebagai manusia yang terbaik. Untuk mendapatkannya, ada
syaratnya. Yaitu, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,
serta beriman kepada Allah.
Allah
mengawali ayat ini dengan kata kuntum (kamu). Quraish Shihab
menafsirkan: kamu dahulu dalam ilmu Allah adalah sebaik-baik umat. Tidak
disinggung, apakah ayat ini terbatas pada waktu? Sebelum Nabi Muhammad, atau
saat pada masa Rasulullah, ataukah sesudahnya?
Rasulullah
sendiri pernah bersabda: “sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian
disusul dengan generasi berikutnya, lalu disusul lagi dengan generasi
berikutnya ….” Namun, kali lain Rasulullah juga bersabda: “Umatku
bagaikan huja, tidak diketahui awalnya, pertengahannya, atau akhirnya yang
baik”.
Posting Komentar untuk "Baik yang tak sekedar Baik (1)"