Jum'at Berkah
Al Birr mengandung arti taat berbakti, bersikap baik, benar, banyak berbuat baik. Menurut istilah, al Birr berarti setiap sesuatu yang dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan kepada Allah, yaitu iman, amal shalih, dan akhlak mulia.
Rasulullah bersabda “al birr adalah baiknya akhlak” (HR Muslim nomor 1794).
Birrul walidain memiliki makna berbuat baik kepada kedua orangtua tanpa ada batasnya. Menghormati orangtua tidak seperti berdagang. Hitung-hitungan yang mengakibatkan untung dan rugi. Membina hubungan dengan keluarga (orangtua) harus menjadi prioritas bagi setiap muslim. Karena tidak mungkin asuhan orangtua diganti dengan harta.
Seorang anak yang berbuat baik kepada orangtua merupakan cerminan, bahwa kedua orangtua itu, dulunya juga berbuat baik kepada orangtua mereka. Sehingga dalam Islam, ada rentetan kebaikan yang turun temurun. Kelak, kitapun akan dijunjung oleh anak-anak kita. Oleh karenanya, doa seorang anak, terutama sesudah shalat adalah “Allahummaghfirli waliwalidayyah warhamhuma kama rabbayi shaghira”.
Birrul Walidain mencakup segala bentuk penghormatan, ketaatan, kasih sayang, dan perhatian terhadap kedua orang tua, baik secara fisik maupun emosional. Dalam ajaran Islam, berbakti kepada orang tua dianggap sebagai salah satu tindakan yang sangat mulia dan dianjurkan, bahkan dianggap sebagai kewajiban agama.
Harta yang diperoleh seseorang, bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan ada hak orang lain yang harus disalurkan kepadanya. Nilai kebaikan dalam berbagi harta yang disayangi sangatlah tinggi.
Dalam ayat yang lain, Allah memberikan apresiasi kepada orang yang memberikan harta yang dicintai.
Hasbi Ash Shiddieqy menggambarkan al birr dalam surat al Maidah: 2, bahwa manusia sebagai makhluk yang diciptakan dengan bentuk dan kemampuan terbaik, dan dalam interaksi sosialnya, manusia diperintahkan untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan dan ketakwaan.
Dalam Tafsir An Nur, beliau menuliskan bahwa al birr mencakup dua aspek utama, yaitu iman dan keyakinan, serta aspek amal dan perbuatan.
Implementasi konsep al-Birr dalam kehidupan modern menekankan pada konsistensi iman, pelaksanaan ibadah dengan khusyuk, dan niat ikhlas dalam beramal.
Kebajikan sejati menurut Al-Qur'an dan tafsir Hasbi Ash-Shiddieqy adalah yang dilakukan tanpa mencari popularitas atau pujian manusia.
Posting Komentar untuk "Baik yang tak sekedar Baik (2)"