Sejak nol tahun hingga menjelang
pernikahan, peranan orangtua sangat dominan. Disamping mencukupi kebutuhan
pertumbuhan jasmani, orangtua juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
jiwa anak. Orangtua akan selalu mendampingi keinginan anak, memberi motivasi
dalam mencapai citi-cita anak. Tak sedikit ongkos yang harus dikeluarkan untuk
membiayai segala keperluan anak.
Guru yang sebenarnya
adalah orangtua. Dia menjadi panutan, pendamping dan sekaligus motivator bagi
anak-anaknya. Orangtua menjadi tempat bertanya dalam hal kehidupan, ia juga
sebagai tempat bersandar manakala anak-anak menemui kegalauan. Orangtua juga
menjadi inspirator, terkait dengan masa depan, Anggapan seorang anak dalam
merengkuh kehidupan, orangtua menjadi salah satu referensi utama. Tidak sedikit, orangtua yang memberi
wejangan kepada kita tentang kehidupan kelak dikemudian hari. Kita takzim
mendengarkan tutur kata beliau. Untaian kata-katanya seolah menjadi bara untuk
mengobarkan semangat. Ia hanya mengatakan “besok kalau sudah jadi orang,
jadilah orang yang berguna bagi orang lain” hanya itu saja. sederhana sekali.
Namun maknanya sangat mendalam. “Berguna
bagi orang lain” ternyata dituntut untuk memiliki pengetahuan serta ketrampilan
yang mumpuni. Untuk memberi kebutuhan papan bagi orang lain, dituntut menjadi
seorang yang ahli membuat bangunan rumah. Menghadapi krisis pangan yang terjadi
di masyarakat, kita diberi beban untuk mengembangkan rekayasa genetika pangan.
Karena demikian
sentralnya peran yang disandang oleh orangtua, maka tugas pendidik yang utama
adalah orangtua. Bila peran ini diganti oleh orang lain maka akan merusak
tatanan kehidupan sosial. Ada ketidakseimbangan antara kebutuhan psikologis
seseorang dengan kehidupan bermasyarakat. Cermin tatanan keluarga akan
memantulkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Membentuk keluarga yang diidamkan menjadi dambaan manusia. Keluarga yang
tenteram tidak datang seketika, tapi jauh sebelum membentuk kehidupan bersama
telah diangan-angankan. Perjalanan kehidupannya tidak dengan jalan yang lurus.
Godaan yang ditemui datang silih berganti. Sangat disayangkan apabila nilai-nilai
yang telah dipahami dan dianut oleh keluarga akan ditukar dengan nilai-nilai
yang dibawa oleh orang lain. Semakin tercerabutlah fungsi keluarga yang hakiki.
Keharmonisan akan luntur, kesejukan akan lebur.
Perkembangan ilmu dan
ketrampilan, tiap saat mengalami perubahan. Bahkan bisa jadi melampaui batasan
waktu. Perkembangan ini akan sangat
berpengaruh dalam budaya yang telah disepakati dalam masyarakat. Orang dituntut
untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan iptek. Untuk mendapatkan
ketrampilan, seseorang harus belajar dengan orang lain yang lebih mumpuni dalam
bidangnya. Oleh karena itu, masyarakat kemudian membuat sebuah perkumpulan yang
bertujuan untuk menguasai dan mengembangkan ilmu dan ketrampilan. Dari segi
teknis semacam ini, orangtua dapat menyerahkan anak kepada orang lain, agar
supaya memiliki ilmu dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Posting Komentar untuk "Mau Pinter, Belajarlah dengan Orangtua"