Bias memiliki arti simpangan, atau belokan arah dari garis tempuhan karena menembus benda bening yang lain. Contoh keadaan bias seperti cahaya yang menembus kaca, atau bayangan yang berada di dalam air.
Dalam fisika istilah bias sering dipakai pada saat
materi cahaya. Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan arah rambat
cahaya yang terjadi pada saat cahaya melewati bidang batas antara dua medium
yang berbeda. Pembiasan terjadi jika sinar datang membentuk sudut tertentu dan
tidak tegak lurus terhadap bidang batas. Sudut datang lebih kecil dari 90
derajat terhadap bidang batas.
Cara pandang bias secara ilmu eksak dengan non eksak
berbeda. Bias yang sering dipakai dalam ilmu sosial biasanya diartikan dengan
sudut pandang. Para peneliti tampaknya sepakat bila memandang suatu masalah
harus dilihat dari beberapa sudut. Mengumpulkan pendapat dari para ahli akan
menambah bobot kevaliditasan suatu masalah.
Bila dikembangkan lagi, maka bias juga bisa diartikan persepsi. Andai kata ini disepakati, maka kata bias lebih mekar lagi. Maka, cara pandang seseorang terhadap suatu masalah dapat diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap masalah. Hal ini diperkuat dengan perkembangan ilmu psikologi.
Dalam ilmu psikologi, kita mengenal sebuah istilah yang dinamakan persepsi. Menurut beberapa ahli, bahwa persepsi merupakan proses dan pencarian sebuah informasi yang biasanya kita pahami. Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tersebut adalah indera yang kita miliki.
Persepsi sendiri merupakan sebuah proses yang dapat dilakukan dengan penginderaan. Sehingga ketika informasi ditangkap, lalu diteruskan sampai ke otak. Bila sampai di otak, maka tergantung tiap orang untuk meracik informasi tersebut.
Dalam Pendidikan, persepsi seorang guru terhadap siswa hampir ditemui setiap saat. Di kala mengajar, seorang guru pasti berinteraksi dengan siswa. Cara dapat dengan memberi tugas atau dengan metode lain. Membaca, menulis, menyimak, atau melakukan tugas lainnya. Untuk menilai pekerjaan siswa, seorang guru memiliki persepsi tertentu.
Disinilah seorang guru dituntut untuk memberikan penilaian yang obyektif. Namun, seobyektif apapun, guru tetaplah berperilaku bias terhadap hasil pekerjaan siswa. Tidak ada penilaian yang murni kecuali jawaban benar-salah, menjodohkan atau pilihan ganda.
Menggunakan ilmu pengetahuan tertentu, seorang guru bisa menekan bias terhadap anak didiknya. Bila ilmu fisika, dapat menghitung toleransi pembiasan cahaya. Karenanya, dalam Pendidikan, sistim penilaian yang sekarang dikembangkan, diusahakan jangan sampai ada gesekan kepentingan, agar siswa tidak dirugikan dalam mendaoatkan prestasi.
Cara yang dapat ditempuh agar siswa mendapat perlakuan yang layak, yaitu dengan kolaborasi antar guru dalam menilai seorang siswa. Menghadirkan beberapa guru dalam sebuah forum akan memperkecil bias.
Posting Komentar untuk "Bias"