Secara khusus pengertian etika adalah ilmu
tentang sikap dan kesusilaan individu dalam suatu lingkungan sosial, yang penuh
dengan aturan dan prinsip tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang benar.
Secara umum pengertian etika adalah aturan,
norma, kaidah, atau prosedur yang biasa digunakan individu sebagai pedoman atau
prinsip dalam melakukan perbuatan dan perilakunya. Penerapan norma inierat
kaitannya denganbaikburuknya seorang individu dalam masyarakat.
Secara garis besar ada tiga macam etika, yaitu konsekuensialitas,
deontology dan keutamaan. Dalam etika konsekuensialitas, suatu Tindakan
atau perilaku dinailai baik dan benar berdasarkan dampaknya. Perbuatan bernilai
benar dapat dilihat dari situasinya. Sebaliknya, perilaku dinilai salah juga
dapat dipandang dari kondisinya.
Sebagai contoh. Ada seorang yang melakukan
transaksi di sebuah kassa. Dalam hitungan, orang itu mendapat pengembalian
sejumlah uang dari kasir. Uang tersebut telah diserahkan kepada konsumen, dan
dimasukkan ke saku. Entah mengapa, orang itu merasa belum menerima
pengembalian. Terjadilah kesalahpahaman. Bila ia mengakui telah menerima, maka
perbuatan itu dianggap ‘benar’. Namun kalau terjadi sebaliknya, maka orang
tersebut dinilai ‘salah’.
Kedua, Etika Doentology adalah etika yang
berbasis moral. Acuannya adalah kitab suci, undang-unagn atau teks lainnya yang
telah disepakati. Bila aturannya salah, maka tetap salah. Tidak ada alasan
apapun yang dapat membenarkan. Berbohong itu salah. Tidak ada yang akan
menggugat bahwa berbohong itu benar, bial merujuk pada teksnya.
Etika ini sifatnya kaku, rigid, karena
memang berbasis aturan. Tidak ada hitung-hitungan untung dan rugi, apalagi
benar dan salah. Apa yang benar sesuai moral, akan bernilai benar. Hal yang
paling sering timbul konflik adalah bila mempermasalahkan aturan atau
undang-undangnya.
Etika Arete atau Keutamaan. Etika ini tidak
membahas benar tidaknya sebuah perbuatan. Tidak mengurai secara spesifik sebuah
perilaku. Atau tidak mengkalkulasi untung ruginya sebuah tindakan. Karena etika
Arete atau Keutamaan lebih condong kepada penanaman karakter. Ukuran karakter
yang lebih, akan menghasilkan pilihan yang baik, demikian juga sebaliknya.
Fokus pada karakter juga menuntut konsistensi.
Bukan dua atau tiga tindakan saja. Sebagai contoh, bila kita berada di sebuah
pesta yang disediakan hidangan secara prasmanan. Mengambil nasi beserta lauk
yang dapat dihabiskan saat itu tanpa merasa kekenyangan adalah bijaksana.
Tetapi kalau mengambil nasi dua kali dari porsi biasanya, lauknya masing-masing
diambil tiga kalinya, menurut etika konsekuensialitas, dapat dibenarkan karena
memang ada. Namun tindakannya tidak adil atau tidak bijaksana.
Bahan bacaan: “The Compass” Filosofi Arete
untuk Bahagia Sejati, karya Henry Manampiring
Posting Komentar untuk "Etika (2)"