Filosof Muslim di Rentang Abad 11 – 13 Masehi


Kebangkitan dan keterpuruk umat Islam telah mengisi ceruk lintasan sejarah. Demikian pula filsafat Muslim dalam mewarnai wacana gelombang kehidupan. Bila dibuka lagi, maka lembaran jelajah filsafat dapat dimulai dari abad ke-7 Masehi atau abad pertama Hijriyah sampai menjelang jatuhnya Baghdad, yaitu pada waktu tewasnya Khalifah al Musta’sim oleh pasukan Hulegu dari Mongolia.

Berikutnya, pada masa keguncangan selama setengah abad (pertengahan abad ke-13M). Tahap ketiga dimulai awal abad ke-14 M hingga melintas sampai abad ke-18 M. Dilanjutkan periode berikutnya, yaitu masa yang mengenaskan. Sedangkan kelima, bermula dari periode renaisans modern. Dengan demikian sejarah filsafat Muslim, mengalami dua kali pasang surut. Periode kedua ini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.

Berikut saya nukilkan beberapa filosof Muslim yang telah memberi warna dan corak dalam mengawal pengembaraan sejarah.

Abad ke-9 ada al Kindi (801 – 873) dan al Razi (865)

Al Kindi dikenal sebagai filosof Muslim pertama. Beliau juga dijuluki Ahli Filsafat Arab. Atas dorongan Khalifah, al Kindi dan kawan-kawan menerjemahkan karya-karya berbahasa Yunani ke dalam Bahasa Arab. Ada sekitar tujuhbelas buku, meliputi: filsafat, logika, ilmu hitung, medis dan lain-lain.

Meskipun tulisannya cenderung ke pengetahuan fisik, tetapi metafisika juga tidak luput dari pengamatannya. Ini tampak jelas saat menyusun tulisan ‘Ruh dan Akal’. Al Kindi memang terhipnotis pendapat dari Plato, Aristoteles dan sahabatnya.

Pada masa itu juga al Kindi dalam satu kereta dengan al Razi, yang memiliki nama lengkap Muhammad ibn Zakaria al Razi, yang terampil memainkan alat musik terutama kecapi.

Abad ke-10, al Farabi (870 – 950), Maskawaih (960)

Abu Nasr al Farabi dijuluki sebagai pembangun sistem filsafat. Ada konsekuensi logis yang harus ditinggalkan, yaitu dunia politik dan kekisruhan masyarakat. Selama hidupnya membaktikan diri untuk berpikir dan merenung.

Ahmad ibn Muhammad ibn Ya’qub atau ibn Maskawaih menelurkan delapanbelas buku yang meliputi filsafat, sejarah, seni dan lain-lain. Sentuhan filsafat dititik beratkan pada masalah etika. Demikian juga naskah filsafat lainnya, masih berbau filsafat Yunani.

Abad ke-11, ibnu Sina (980 – 1037)

Menurut Fazlur Rahman, ibn Sina merupakan satu-satunya filosof  besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci. Meskipun ada serangan dari al Ghazali. Karakteristik paling dasar dari pemikiran ibn Sina adalah menciptakan definisi dengan metode pemisahan dan pembedaan konsep-konsep secara tegas dan keras.

Besar sekali pengaruh pemikirannya. Di timur, sistem ibn Sina mendominasi dalam tradisi keilmuan filsafat moder. Di barat, karya-karyanya diterjemahkan dalam Bahasa Latin di Spanyol sebagai pintu gerbang madrasah ilmu.

Abad ke-12, ada ibn Bajjah (1138), ibn Tufail, ibn Rusyd (1126)

Peristiwa di Masjid Granada, rupanya menjadi titik awal orang mengenal ibn Bajjah. Mulanya jamaah di masjid mengira bahwa ada orang musafir biasa. Tetapi ia ikut mendengarkan majelis ilmu yang dipandu oleh seorang ustadz. Murid-murid mengejek ibn Bajjah, sebagai pelancong biasa yang berani bergabung dalam majelis. Karena tak tahan dengan ejekannya, ibn Bajjah segera membuktikan menguraikan dua belas butir mutiara yang sangat indah. Seketika itu, murid-murid yang berkumpul disitu meminta maaf.

Abad ke-13, ada at Tusi (1201). Seorang yang mahir dalam bidang matematika dan astronomi mendedikasikan diri di pemerintahan Nasir al Din ‘abd Rahim, seorang Gubernur di gunung Isma’iliah. Selain menekuni ilmu, beliau juga seorang politisi Syi’ah. Tak heran bila karya tulisnya bersinggungan langsung dengan politik. Salah satu pegangan dalam menelurkan tulisan adalah mengacu pada karya al Farabi Siyasah al Madinah dan Ara’ Ahl al Madinah Fadhilah.   

Posting Komentar untuk "Filosof Muslim di Rentang Abad 11 – 13 Masehi"