Nabi Luth dan Malaikat

Jum'at Berkah

Kisah Nabi Luth secara jelas terdokumen dalam surat Hud (11): 77-83. Diketahui bahwa Nabi Luth mempunya istri yang bernama Wai’lah dan memiliki dua putri (versi lain ada yang mengatakan tiga putri) yaitu Raitsa dan Zaghrata. Allah menimpa azab kepada istrinya. Sementara kedua putrinya diselamatkan oleh Allah dari mala petaka bumi yang dijungkir balikkan.

Setelah mengunjungi Nabi Ibrahim para malaikat hendak meneruskan perjalanan menemui Nabi Luth. Mereka tiba di malam hari, saat masuk ke pemukiman Nabi Luth. Saat tiba di pintu gerbang, tampak Nabi Luth sedang berbincang-bincang dengan kedua putrinya. Nabi Luth tidak mengetahui, bahwa yang datang adalah malaikat. Nabi Luth menyambut tamunya sebagaimana manusia biasa.

Setelah malaikat mendekat, Nabi Luth mulai curiga dan khawatir akan keselamatan malaikat itu datang ke kampungnya. Kebimbangannya tampak pada wajah kedua malaikat itu demikian tampan. Kaum Nabi Luth tidak begitu suka dengan seorang wanita yang cantik, namun hati bergetar bila melihat pria yang rupawan.

Sebenarnya, Nabi Luth telah diingatkan oleh beberapa sahabat agar tidak menerima tamu di rumahnya. Namun tamu itu tetap pada pendiriannya agar dapat bertemu dengannya di rumah Nabi Luth. Sebagai seorang nabi, tentu tidak ingin tamunya kecewa. Apalagi tamu itu dapat menunjukkan keramahan dan maksud yang baik. Maka, Nabi Luth mempersilahkan tamu untuk masuk ke rumahnya.

Strategi yang dijalankan Nabi Luth, mengajak tamu itu diwaktu malam hari, agar tidak terlihat oleh tetangga. Ternyata siasat itu berhasil. Tak ada seorangpun yang mengetahui orang-orang yang ganteng dan gagah masuk ke rumah Nabi Luth. Tak disangka, ternyata istrinya Nabi Luth mengetahui.

Mulailah istrinya bergerilnya memberitahukan kepada tetangga tentang kedatangan tamu. Ia mengatakan “Di rumah kami ini sedang menerima beberapa tamu laki-laki yang sangat rupawan, aku tidak pernah melihat seorang pun yang memiliki wajah rupawan itu sebelumnya.” Maka, kaumnya pun segera mendatangi kediaman Nabi Luth untuk membuktikannya.

Nabi Luth berusaha untuk mencegah dan menghalangi kaumnya untuk memasuki rumah. Meskipun pintu telah terkunci dari dalam, tetapi kaumnya tetap memaksa untuk membuka pintu dan mendatangi tamu itu.

Karena kehadiran kaumnya demikian banyak dan mulai berlaku beringas, dan Nabi Luth sudah tidak dapat mengendalikan situasi, Ia berkata “Sekiranya aku mempunya kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).” (Surat Hud [11]: 80).

Kemudian para tamu yang ada di rumah Nabi Luh berkata”Wahai Luth. Sesungguhnya kami adalah para utusan TuhanMu (Malaikat), mereka tidak akan mengganggu kamu.” (Surat Hud [11]: 81). Para tamu kemudian keluar. Atas ijin Allah, dengan sekali kepakan sayap yang memukul wajah mereka, seketika mereka menjadi buta. Meskipun kaumnya itu telah buta, tetapi mereka tetap mengancam Nabi Luth. Sampai akhirnya Allah menimpakan azab kepada kaum Nabi Luth berupa gempa bumi, hingga pemukiman mereka sirna.


Posting Komentar untuk "Nabi Luth dan Malaikat"