Sejarah Penulisan Hadis


Jum'at Berkah

"Tulislah apa yang kamu dengar dariku, demi Tuhan yang jiwaku di tangannya. tidak keluar dari mulutku. selain kebenaran " (al Hadits)


Alquran dan hadis merupakan sumber hukum dan petunjuk untuk kehidupan. Apa yang tidak dijelaskan secara teperinci dalam Alquran, maka hal itu akan diuraikan dalam hadis. Karena pada dasarnya hadis merupakan perkataan, ajaran serta perbuatan Rasulullah SAW.

Alquran ditulis pada masa Nabi Muhammad SAW. Sedangkan hadis, saat itu lebih banyak dihafal. Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa Nabi SAW sendiri pernah melarang para sahabat untuk mencatat hadis-hadis. "Janganlah kamu tulis apa-apa yang kamu dengar dari aku selain Al- Quran. Dan barang siapa yang lelah menulis sesuatu dariku selain Al- Quran, hendaklah dihapuskan. " (HR. Muslim).

Setelah ditelusuri, ternyata larangan itu, menurut sebagian ulama, tidak ditujukan kepada semua sahabat, tetapi khusus kepada para penulis wahyu, karena kekhawatiran bercampurnya ayat-ayat Alquran dan hadis. Karena pada keterangan lainnya disebutkan bahwa Nabi SAW mengizinkan menulis hadis, sebagaimana riwayat tentang Abdullah bin Amr, Abu Syah, dan Ali bin Abi Thalib.

Penulisan Hadits

Dengan dukungan para ulama, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan gubernur Madinah, Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm, untuk mengumpulkan hadis yang terdapat pada penghafal Amrah binti Abdurrahman dan Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Siddiq (keduanya ulama besar Madinah yang banyak menerima hadis dan paling dipercaya dalam meriwayatkan hadis dari Aisyah binti Abu Bakar.

Sejak saat itu, perhatian para ulama hadis dalam pengumpulan, penulisan, dan pembukuan hadis mulai berkembang, sehingga pada abad ke-2 H dikenal beberapa orang penghimpun dan penulis hadis.

Namun demikian, hanya beberapa orang sahabat saja yang mencatat hadis yang didengarnya dari Nabi SAW. Di antara sahabat yang paling banyak menghapal/meriwayatkan hadis ialah Abu Hurairah. Menurut keterangan Ibnu Jauzi bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sejumlah 5.374 buah hadis. Kemudian para sahabat yang paling banyak hapalannya sesudah Abu Hurairah ialah:

  1. Abdullah bin Umar r.a. meriwayatkan 2.630 buah hadis.
  2. Anas bin Malik meriwayatkan 2.276 buah hadis.
  3. Aisyah meriwayatkan 2.210 buah hadis.
  4. Abdullah ibnu Abbas meriwayatkan 1.660 buah hadis.
  5. Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1.540 buah hadis.
  6. Abu Said AI-Khudri meriwayatkan 1.170 buah hadis.

Posting Komentar untuk "Sejarah Penulisan Hadis"