Paling
tidak ada dua kejadian yang saya alami secara langsung. Aku harus membuktikan
sendiri bahwa era big data sudah dijalani. Sebagai orang yang mengikuti
perkembangan Teknologi Informasi (TI), saya harus membuktikan sendiri. Selama
ini, kita dihadapkan pada realita bahwa diberi ruang penyimpanan yang besar,
tapi tidak pernah terpakai secara optimal. Selalu memiliki ruang kosong yang
besar.
Pengalaman
pertama adalah waktu sedang menangani Learning Manangament System (LMS), pada
aplikasi moodle. Tadinya saya percaya bahwa untuk menampung 300 an dokumen
(jawaban) siswa di hosting berkekuatan 5 GB lebih, bukan persoalan yang sulit.
Sangat mudah, demikian pikiranku.
Fakta
membuktikan bahwa, baru sekitar 50 anak anak saja masuk login, LMS sudah
kedodoran. 50 anak itu baru sekitar 30 persennya dari total semua siswa.
Setelah ditelusuri, ternyata di hosting grafiknya over. Nyundul garis
toleransi.
Saya
tanyakan langsung pada ahlinya, bahwa eranya big data. Datanya datang dari arah
mana saja, butuh penampungan yang cukup. Memori kemampuan untuk membaca data
juga mengalami drop. Sekarang dibutuhkan tempat penyimpanan yang besar dan
jalan yang lebar, agar arus pertukaran data tidak berdesak-desakan.
Logikanya
sederhana. Gadget jadul yang kita miliki, apabila lemot membaca data, itu
artinya bahwa sirkulasi data tidak diberi jalan yang lebar, atau dia sedang
mencari ruang yang kosong. Bagiaman bisa ditempatkan ruang yang kosong, andai
tempat yang disediakan sudah berdesak-desakan.
Pengalaman
yang kedua, mengirim data lewat media komunikasi yang digunakan (whatsapp,
telegram, ataupun aplikasi lainnya) telah terbiasa. Bahkan setiap saat kita
menggunakannya. Bagaimana kalau data yang dikirim cukup besar? Tentu aplikasi
tidak mampu menggendongnya. Butuh media lain, seperti e-mail.
Datapun
semakin besar yang harus diekspor. Data akan digunakan saat itu juga. Setiap
saat harus diolah oleh siapapun penggunanya. Sehingga e-mailpun tidak mampu mengeksekusinya.
Maka lahirlah konsep bekerja bersama dalam sebuah layar yang sama. Kolaborasi
adalah solusinya.
Untuk
mewadahi kerjasama ini dibutuhkan program yang mampu menampung proses pekerjaan
bersama. Pada saat yang bersamaan pula. Bukan berdasarkan saling kirim mengirim
dokumen.
Vendor-vendor
raksasa berlomba untuk mewujudkan impian itu. Sekarang impian telah terwujud.
Saat ini tergantung user. Maukah memanfaatkan aplikasi yang demikian mudah,
simple dan berdaya guna. Pastinya, alat yang kita gunakan juga kompatible
terhadap keinginan perkembangan aplikasi.
Selamat
datang era big data.
Posting Komentar untuk "Eranya Big Data"