Jum'at Berkah
Burung hud-hud merupakan pembuka diplomasi antara Nabi Sulaiman dan
Ratu Balqis. Burung itu mengabarkan bahwa ada sebuah negeri yang dipimpin oleh
seorang Ratu, namun pemimpin dan rakyatnya belum menyembah Allah. Nabi Sulaiman
tergerak untuk menemui Ratu itu.
Sebagai seorang Nabi yang hatinya digerakkan oleh Allah, segera Sulaiman berdiskusi dengan para pembesar kerajaannya. “Siapa di antara kalian yang mampu memindahkan singgasana Ratu Balkis dalam waktu cepat, sebelum kedatangan rombongan Ratu Balqis ke Yerusalem”.
Ada dua pembesar yang menyanggupi: satu dari kalangan jin, bernama Ifrit, dan dari mereka yang mempunyai ilmu tentang Kitab. Jin Ifrit termasuk pembesar kerajaan Nabi Sulaiman yang berasal dari golongan jin. Ifrit sanggup membawa singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba’(Yaman) sampai Yerusalem (Palestina), sebelum Sulaiman berdiri dari tempat duduknya.
Nabi sulaiman biasanya menerima tamu mulai pagi hingga siang hari.
Diperkirakan dari jam 09.00 sampai 12.30, atau sekitar 3,5 jam. Waktu tersebut
harus ditempuh pulang pergi, sehingga sekali perjalanan minimal 1,5 jam atau 90
menit.
Bila dibandingkan dengan perjalanan darat, dengan kendaraan unta, maka
dibutuhkan waktu sekitar 1.440 jam atau 2 bulan. Namun karena Ifrit diciptakan
dari api atau cahaya, maka masuk akal. Luar biasa kecepatan jin Ifrit ini.
Ternyata, kecepatan Ifrit ini masih kalah cepat bila dibandingkan dengan
orang yang memiliki pengetahuan tentang al Kitab (kemungkinan besar menguasai
kitab Taurat dan Zabur). “Dia” yang mempunyai ilmu kitab itu, sanggup membawa
singgasana Ratu Balqis hanya dalam waktu “sebelum mata Sulaiman berkedip”.
Menurut ilmuwan, seseorang berkedip memerlukan waktu 300 – 400 mili
detik, atau sekali kedipan sama dengan 0,3 x 10-6 jam. Dengan kata
lain, kecepatan tersebut 24.000.000 kali lebih cepat dibandingkan dengan
kendaraan unta. Atau 250.000 kali lebih cepat dibandingkan Ifrit.
Lalu siapakah dia itu? Menurut Muhammad bin Ahmad, kemungkinan si
dia adalah Jibril, atau Abul ‘Abbas Khidir, atau Ashif bin Barkharya, seorang
yang menjaga asma Allah. Sedangkan A. Yusuf Ali menafsirkan dalam The
Holy Quran, text, Translation, and Commentary, si dia itu dari golongan jin
yang memahami secara mendalam al Kitab. Dengan kemampuannya memahami Kitab
Suci, maka Allah akan membantu kecepatannya dalam memenuhi permintaan Sulaiman.
Sumber bacaan: Mengenal Ayat-ayat Sains dalam al Qur’an. Kerjasama
Kementerian Agama RI dan LIPI
Posting Komentar untuk "Nabi Sulaiman, Jin Ifrit dan dia"