Jum'at Berkah
Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah
orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat
oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (an Nisa:
69)
Suatu hari, ada seorang Anshar yang mendatangi
Rasulullah sambal menangis. Rasulullah bertanya:
“Mengapa menangis?”
Orang tersebut menjawab: “Bagaimana saya tidak
sedih, saya bertemu dengan Engkau (Rasulullah) hanya di dunia ini. Sedangkan di
akhirat kelak, saya tidak mungkin bertemu. Karena Engkau tentu berada di surga
bersama dengan para Nabi dan syuhada. Sedangkan saya, meskipun naik ke surga yang
lebih rendah dan jauh dari surgamu, ya… Rasulullah.”
Rasulullah tidak menjawab dan terdiam. Beliau
sangat memahami kesedihan sahabatnya itu. Turunlah ayat di atas.
Sebuah pertanyaan muncul. Dapatkah ruh orang yang
telah meninggal dapat berjumpa dengan ruh orang yang masih hidup? Atau sebaliknya.
Jawabnya, dapat, demikian kata Ibn Qayyim al Jawziah. Beliau menulis
panjang lebar tentang ruh dalam bukunya al Ruh.
Dalam tulisannya, Ibn Qayyim meyakini bahwa ruh
adalah sesuatu yang kekal, tidak mati ketika jasad mati, tidak rusak ketika
raga hancur. Menurutnya, ada dua jenis ruh manusia. Ruh muna’’amah (ruh
yang mendapat nikmat) dan ruh mu’adzdzabah (ruh yang mendapat azab).
Ruh muna’’amah, diberi kebebasan oleh Allah untuk melakukan
perjalanan di alam barzah. Ruh jenis ini dapat saling bertemu, saling
mengunjungi, dan bercengkerama dengan sesama ruh, baik ruh manusia yang sudah
meninggal maupun telah tiada. Ruh ini juga dapat mengetahui orang-orang yang
datang mengunjungi kuburannya, dapat pula menjawab salam mereka.
Namun perjumpaan antar ruh itu ada syaratnya.
Yaitu, dilakukan di alam ruh juga. Bagimana caranya? Orang yang masih hidup, dapat
melakukan misalnya pada saat tidur. Ada pula dengan cara lain, tapi hanya orang
tertentu yang dapat melakukan. Lihat surat az Zumar: 42 yang didukung oleh hadits:
“Telah sampai kepadaku bahwa ruh-ruh orang hidup
dan mati saling bertemu dalam tidur (orang hidup). Mereka saling bertanya di
antara mereka. Kemudian Allah menahan ruh orang mati, dan melepaskan ruh orang
hidup ke jasadnya.”
Bahan bacaan: Bulletin al Tanwir
Posting Komentar untuk "Bertemu dengan Ruh Orang Meninggal"