Kalau boleh, awal perkembangan Islam dapat dibagi menjadi dua
bagian. Periode di Mekkah, sebelum hijrah dan periode saat beliau berada di
Madinah. Dua fase itu, sangat berpengaruh terhadap perluasan risalah yang
beliau tebarkan.
Saat di Mekkah, sebenarnya beliau ingin pengikut-pengikutnya
memiliki kecerdasan dan ketrampilan dalam menjalankan misinya. Namun, ini
adalah persoalan iman. Sebuah keadaan yang tidak mudah. Lima belas sahabat yang
pertama masuk Islam dirasa masih kurang. Sementara rongrongan kaum quraish
dalam menghadang laju dakwah semakin membabi buta.
Boleh dikatakan, bahwa rombongan awal yang masuk Islam mayoritas
orang yang tidak berpendidikan. Orang yang berpengaruh dimasyarakat hanya
sedikit yang turut mengikuti Rasulullah. Mereka sudah nyaman dengan keadaan
yang didukung oleh tradisi.
Untuk menggelorakan perjuangan tidak mungkin hanya mengandalkan
keimanan. Butuh strategi, perlu diplomasi, senjata untuk keamanan, usaha harta
untuk menopang hidup, dan yang terpenting adalah mengelola sumber daya (Bahasa
sekarang manajemen). Sedangkan Rasulullah sendiri orang yang tidak mengenyam
pendidikan. Beruntung sahabat-sahabat beliau adalah orang yang mampu diajak
diskusi.
Di tahap pertama, yang dilakukan Rasulullah adalah membangun dan
mendidik manusia untuk melakukan revolusi. Masyarakat Arab pada masa itu hidup
dalam suasana tingkat intelektual yang rendah. Jelas Rasulullah mengalami
kesulitan besar dalam mendidik mereka dan merubah kebudayaan dari politeisme.
Untuk mencapai tujuan itu, Rasulullah menyuruh para pendukung,
yang jumlahnya sangat sedikit untuk tekun beribadah kepada Allah. Bukan hanya
sampai disitu. Mereka disuruh untuk mempelajari kandungan al Qur’an. Itulah
mengapa, Allah menurunkan surat yang kedua (al Muzzammil).
Surat yang diawali dengan Yaa ayyuhal al muzzammil. Kata
ini terambil dari kata az zaml yang berarti beban yang berat. Kata izmil
berarti orang kuat (karena mampu memikul beban yang berat). Hanya orang
yang kuatlah yang mampu menggendong beban yang berat.
1. Sehingga, al muzzammil dapat dimaknai sebagai
2. Wahai orang yang berselimut
3. Wahai orang yang terselubung dengan pakian kenabian
4. Wahai orang yang lesu, malas, dan khawatir menghadapi kesulitan
Metode yang dilakukan Rasulullah sangat efektif, untuk
membangkitkan orang yang lemah, tidak bersemangat, untuk menjadi orang yang
berani, tekun, setia, dan yakin. Mereka adalah manusia yang mampu mengadakan
perubahan besar dalam periode yang sangat pendek.
Posting Komentar untuk "Lompatan Kognisi pada Surat al Muzzammil"